Tuesday, March 31, 2009

juga dari hujan,

Bila, aku sudah tiada
Simpan semua laguku
Jangan ditangis selalu

Mungkin, itu sementara
Bila jumpa penggantiku
Jangan dilupakan aku

Pagi itu indah seperti biasa
Tidur yang lena terhenti di sana
Layap kuyu masih tak terdaya
Bukalah tingkapmu
Curahkan cahaya

Siapa yang sangka
Bila tiba masa kita
Untuk pergi selamanya

Takkan terduga
Jika saat ni
Tuhan tentukan
Akulah orangnya

Gelak tawa tangisan yang hiba
Kenangan kita masa di dunia
Alangkah indahnya jika
Kita mampu hidup selamanya

Thursday, March 26, 2009

dia hujan-hujan,

yang meneduhkan aku dari basah dan keterikan.

Monday, March 23, 2009

duabelas malam yang jahanam

Ya, duabelas hari yang kejam. Duabelas malam yang jahanam. Tanggal tengah bulan itu semakin merapat sedang aku masih terperangkap dalam kitar kematian Elisabeth Kubler-Ross (1969). Seketika aku diguling dalam penafian, kemudian itu amarah tak tertahankan, kemudian itu terperuk memohon belas ehsan, dan yang terpaling sakit itu menampung kecewa yang bungkam mendukakan.

Aku tergaru-garu, perlahan-lahan mengengsot mendekati Ed. Dia sedang asyik memintal dawai, mahu dilentur dan dibentukkan menjadi aksara, terangnya. Dan kemudian itu mahu diikatkan pepatung dan dialirkan letrik. Entah untuk apa.

Aku terokai dewi itu sepuasnya dari birai mata hati. Aku lakarkan roman wajahnya atas kanvas fikiran. Pertama itu bulat mukanya, kedua itu garis simetri merentas dahi ke dagunya, kemudian itu surih buat horizon matanya, juga buat letak hidung dan bibirnya. Betapa sisi kiri kau egois, tapi sisi kananmu manja dan manis.

Aku pegang kepalanya kejap-kejap dalam angan. Aku kucup kedap-kedap dalam hati.

Satu. Dahi.
Dua. Mata kanan.
Tiga. Mata kiri.
Empat. Pipi kanan.
Lima. Pipi kiri.

Dan mungkin apabila dewi itu menggeleng-geleng mahu lepas, barangkali dia akan berkata, "Henti! Cukup satu kali!"

Ya, satu. Dahi.
Ya, satu. Mata kanan.
Ya, satu. Mata kiri.
Ya, satu. Pipi kanan.
Ya, satu. Pipi kiri.

Aku tutupkan mata. Aku ulangtayangkan rasa itu tiap satu per enam puluh minit. Aku perlahankan mosyennya... perlahan, perlahan, perlahan, dan akhirnya pegun. Aku tipukan minda separa sedar itu agar momen ini terbingkai sebagai realiti buat aku. Aku mahu manifestasi kasih sayang ini terbata bersama infrastuktur ingatan aku.

Selepas esok, aku harus maju ke fasa akhir kitar kematian itu.

Acceptance.

Friday, March 13, 2009

duabelas hari yang kejam

"Apa lho mungkin sadar klo hubungan lho ini bener-bener nggak sehat, nggak ada give-and-take, nggak ada keseimbangan, hanya satu pihak yang memberi terus terus dan satu pihak yang membutuhkan. Lho gilak, Art!"

Proximity without intimacy. Hilang akal.

Ya, aku tahu harapan itu bukan satu strategi.

Thursday, March 12, 2009

mencintai roti, tuna, dan tomato

"Kau boleh menyayangi aku seluruh jiwa dan raga kamu, tapi kau tak akan boleh melindungi aku saban waktu!"

Tolong dewi, berikan aku satu tahun lagi!

Aku yakin Ed belum bersedia. Mana mungkin dia bersedia sedang beberapa malam lalu dia masih tidur di pangkuan aku menenangkan berus cat dan kanvas aku yang bertelingkahan. Malah aku juga belum bersedia. Mana mungkin aku bersedia sedang takdir masih lagi membanting aku dengan hakikat bakal kehilangannya, merentasi dua perkahwinan dan berpuluh-puluh percintaan.

"Apa perlu aku pergi jauh darimu untuk membuktikan kesediaan aku?"

Dan hampa pujukrayu itu bersaksikan oleh, sepasang roti, secubit tuna, dan seulas tomato. Seluruh alam menangisinya.

Friday, March 6, 2009

vermillion II

She seemed dressed in all of me
Stretched across my shame
All the torment and the pain
Leaked through and covered me

I'd do anything to have her to myself
Just to have her for myself

Now I don't know what to do
I don't know what to do
When she makes me sad

She is everything to me
The unrequited dream
The song that no one sings
The unattainable
She's a myth that I have to believe in
All I need to make it real is one more reason

I don't know what to do
I don't know what to do when she makes me sad

But I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

A catch in my throat, choke
Torn into pieces, I won't, no
I don't want to be this

But I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

She isn't real
(I won't let this build up inside of me)
I can't make her real
(I won't let this build up inside of me)
She isn't real
(I won't let this build up inside of me)
I can't make her real
(I won't let this build up inside of me)

Thursday, March 5, 2009

vermillion I

She seems dressed in all the rings
Of past fatalities
So fragile, yet so devious
She continues to see
Climatic hands that press her temples and my chest
Enter the night that she came home
Forever

Oh (She's the only one that makes me sad)

She is everything and more
The solemn hypnotic
My Dahlia, bathed in possesion
She is home to me
I get nervous, perverse, when I see her it's worse
But the stress is astounding
It's now or never she's coming home
Forever

Oh (She's the only one that makes me sad)

Hard to say what caught my attention
Fixed and crazy, aphid attraction
Carve my name in my face
To recognize
Such a pheromone cult to terrorize

I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

I'm a slave and I am a master
No restraints and unchecked collectors
I exist through my needs, to self-oblige
She is something in me that I despise

I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me
I won't let this build up inside of me

She isn't real
I can't make her real
She isn't real
I can't make her real

(She isn't real, I can't make her real)
(She isn't real, I can't make her real)

Wednesday, March 4, 2009

jangan simpatikan aku,

bukan pernah niat aku mencari kebahagiaan.