Friday, February 20, 2009

mentalkinkan bicara II

"Mengapa mesti kau lisankan cinta, bila cinta telah ketemu khalifah syurganya?"

Malam itu tanggal hari lahir Ed. Berkali-kali matahari berganti bulan dan bumi melengkapkan putaran, betapa lama dewi itu menyepikan diri. Panggilan darinya umpama air hujan yang membasahkan tanah hati yang kering kontang. Malam itu ingin diraikan cinta bersama aku, katanya.

Ah dewi, egomu melangit, menunggu ditaklukkan. Kau yang tidak pernah muncul kala aku melamarmu. Kau yang sering meninggalkan aku sedang aku setia di sisimu. Pun begitu aku menurut.

Sudah berbulan-bulan lamanya aku tak menyusur bengkak-bengkok selekoh lebuh, memanjat Bukit Langat sambil dipukul sunyi malam dan ditelan gelap pekat rembulan yang tidak sudi merembang. Namun tetap, dan tetap hati aku terang benderang. Aku membulatkan tekad. Bukankah jihad cinta itu harus konsisten? Malam itu aku akan melamarnya dan meyakinkan dia untuk menerima aku!

Di tebing Bukit Langat itu. Aku temui dewi cinta hatiku.

Mataku terpaku pada sebentuk cincin belah rotan tanpa batu, yang menjadi buah rantai terkalung di dadanya. Hati aku dibuai rasa penuh berbunga. Cincin belah rotan tanpa batu yang keluknya sepasang. Cincin yang kami janjikan dulu, andai seorang antara kami mati, maka yang seorang lagi akan menyarung dua cincin itu pada jari yang satu. Belah rotan itu simbolik permuafakatan, dan tanpa batu itu simbolik kesederhanaan.

Aku langsung mendakapnya, sepantas reflek terajang bila tempurung lutut kau diketuk kuat! Tapi segera pelukan aku merosot tatkala aku melihat Zin muncul di belakangnya.

"Art! Kaulah yang terpaling layak menjadi saksi akad kami 13 Mei nanti!"

Aku terpempan.

Celaka!

Hati aku berzikir menyumpah, meludah, dan menistai ucap paling sial yang pernah keluar dari mulut sahabatku yang terakrab itu. Dia yang tiba-tiba muncul entah dari mana, barangkali bangkit dari dikubur tanah lepas mampus berserobok malaikat maut yang menjerat jantungnya? Betapa mudahnya dia datang pada aku dan dicekik-cekikkan rengkung aku, disiat-siatkan hati aku, umpama minta aku gantikan tiap titis darah yang ditapis keluar dari hatinya atau tiap buih oksigen yang disedut masuk melepasi tenggoroknya?

Yang aku lihat adalah mayat Zin yang aku kabungkan, dan perutnya aku buraikan, kemudian itu aku sumbat isi daging Ed yang telah aku lapah dan kerat-keratkan ke dalam perut bangkai itu! Sebagaimana bulu tengkuk itu simbolik dominannya singa, mungkin seharusnya juga aku kencingkan saja sejak awal dulu di tiap penjuru hati Ed untuk menandai wilayah cinta milik aku!

Milik aku!

Keluh.
Ya, celaka.

Namun bagaimana harus aku makikan mereka? Apakah dengan mengeluarkan isi kebun binatang seperti anjing dan babi? Atau mungkin dengan mengeluarkan isi penghuni penjara seperti barua dan bangsat? Atau mungkin saja dengan mengeluarkan isi neraka seperti iblis dan syaitan?

Berbekas peritnya bila rasa itu umpama ribuan jarum tertancap ke nadi aku, menggentas tiap urat, mengoyak kulit dari daging aku!

Lumpuh.
Dalam kecewa tak tertahankan.

Zin memaut bahu aku dan menarik kepala Ed labuh ke dadanya. Aku telankan tiap amarah, tiap hampa, tiap duka. Dan kemudian aku sulamkan luka itu dengan kasih sayang secermat-cermatnya, sepenuh rapi dan teliti.

Bukankah membida cinta itu sama jerihnya membida waktu?

9 comments:

Nizam Ahmad said...

apa nanti blog ni akan berubah nama? ini bukan blog aku, ini blog .... huhu~

Lily Abdullah said...

Aku kira aku memahami. Kau boleh talkinkan bicara, tapi tak semudah menalkinkan cinta.

Apa ada kekuatan untuk kau talkinkan cinta?

Anonymous said...

saudara artozy,

setiap yang berlaku ada hikmahnya.. kita berdoalah yang terbaik untuk orang yang kita cintai

hegira said...

ya. bunuh saja mereka.. er.. cinta mereka.

ha ha.

tak apa lah.

mutlak itu bukan milik kita pun, bukan?

Anonymous said...

bila mau update ni?

Anonymous said...

rasanya tuan rumah berkabung huhuhu

andongsari said...

Tahniah Andong buat Ed! Takziah Andong buat Art! T

ulah Art, dulu aku lamar kau, kau tak mahu.. konon aku tak se cun Ed.. Sekarang, Ed pun tak nak kat kau.. hahahaha..

Steadylah Art.. steady bro..

Nizam Ahmad said...

jangan berkabung lama2 saudara
;)

Artozy said...

nizam, ha ha. entah.

lily, memang tak ada huhu.

alina, ya (nada sedih)

imm, ya saya update, saya update.

andong, lamarlah aku sekali lagi!