lurutkan rohmu telanjang
ayuh aku cumbui ulas bibirmu
apa kau merasakan basah
kelat darah menggenangi rongga
sedang aku menyentak lidah
kemudian aku belenggukan lehermu
dengan lidah itu
lurutkan rohmu telanjang
ayuh aku mesrai jinjang lehermu
apa kau merasakan dingin
nafas yang kaku dan membeku
sedang aku mengabung rengkung
kemudian aku gentaskan liang nafasmu
dari rengkung itu
lurutkan rohmu telanjang
ayuh aku hangati lurah dadamu
apa kau merasakan renyut
kejur jemari yang membentak keras
sedang aku mengerik rusuk
kemudian aku temukan belikatmu
dengan rusuk itu
lurutkan rohmu telanjang
ayuh aku rengkuhi empuk pinggulmu
apa kau merasakan pegal
nyeri otot saling mengilas
sedang aku membaji ari-ari
kemudian aku renggutkan rahimmu
bolos ari-ari itu
apa pernah sekalikah jasad kau mengendahkan
suara-suara aneh rohmu mengerang
kala ia dilurutkan telanjang
tiap kali iman kau
diperkosakan lantang
Wednesday, January 7, 2009
mendatangi diri
Posted by Artozy at 12:05 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
11 comments:
Pergh! Naik tegang segala bulu!
Tak jadi ghairah.Naik seriau pulak!
menarik. sangat menarik.
welldone!!!Berani&bernas,amat kagum dgn maksudnya yg tersirat..
WoWW!!!Superb..anak siapa yg amat berbakat ni?
bestnya,dpt manfaat & pengajaran,time kacih..
mungkin boleh dilembutkan lagi supaya tidak sakit bila dilurutkan ertinya..
Cuba lah hantar kat majalah dewan bahasa , kalau tak kena side kick , dia akan KO kan terus .
Babe the Barbarian
Fuh! Aku tenggelam dalam eros puisimu.
zack, biar betul kau?
hegira, ;)
janet, ya aku sedar diri ha ha!
rudy, jangan terus tenggelam!
thats somthing!bagus.
Post a Comment